Jumat, 08 Maret 2013

Baju Biru Dita


Bertemu Dita
Rian, adalah remaja yg cukup cool di mata teman temannya.
Anindita, teman Rian yg di kenalnya lewat social media.
Awal perkenalan ceritaa ini di mulai dari perkenalan mereka di social media pada saat itu.
"Hey, siapa nama lo?", kata Rian.
"Mmmm... gue? liat aja sendiri", kata Anindita dengan jutek.
"Oke deh kalo gitu, oh ya nama gue Rian, salam kenal." Kata dimas dengan penuh harapan.
Ke esokan harinya, mereka mulai lebih akrab di social media tersebut. Dan Dita pun tak lagi sejutek seperti awal mereka kenal.
dengan basa basi "hey dit.. gimana kabar lo?", tanya Rian.
"gue? baik kok, lo sendiri?". balas Dita
"gue baik kok, eh gue minta nomor handphone lo boleh?". kata Rian (sambil gigit jari)
"ya lo liat di info gue aja". tanggap Dita dengan sinis -_-"
"asik dapet nih hahaha". Rian kegirangan.
Merekapun saling sms, telfon, bahkan saling sapa di dunia maya tersebut tak seperti dulu lagi. Hingga berbulan bulan mereka mulai sering berkomunikasi. sampai akhirnya.
"Ian, gue tunggu lo di mall ya, bisa ga?". Dita berharap
Rian pun menanggapi, "iya bisa kok, agak sorean tapi ya. soalnya gue baru balik job training.
setelah menunggu agak lama, "Ian buruan bete nih gue...". (sms dari Dita)
"iya sabar ya, lagi on the way kok..." (balas sms dari Rian)
"gue tunggu di simpang ya". (sms balik dari Dita)
"oh yaudah, udah mau sampe kok.." kata Rian.
Di persimpangan kota.
"Ra, lo dimana?". sms Rian pada Dita
"gue di ruko yg deket tiang". balas Dita
"lo pake baju apa?". tanya Rian
"gue pake baju biru". jawab Dita (menghentakan kaki)
"oh iya gue liat lo kok, gue kira yg pake baju belang belang". Rian tertawa
"yaudah kesini bete nih gue.. lo nya lama". Dita dengan kesal
Rian pun menghampiri Dita yg ada di ruko sebrang jalan.
"hey Dit...". Rian dengan senyum manisnya. (sambil berjabat tangan)
"hey, lama banget sih bete gue nungguin lo". memebalas senyuman di mas dengan sedikit kesal
"eh eh gue abis beli sesuatu buat cowo gue, lo liat deh bagus atau engga. (Dita dengan senyum manisnya)
"ha?". Rian kaget karena setau Rian, Dita masih sendiri.
"iya gue beliin ini buat dia, bagus kan. soalnya besok dia ultah Ian..". Dita dengan manjanya (sambil mengeluarkan kado nya yg cukup mewah, sebuah arloji ternama)
Dalam hati Rian. (sebenernya gue mulai ada rasa sama lo Dita, tapi lo udah punya cowo)
"ian ian, bagus kan...". Dita dengan manja (sambil menarik lengan sweater Rian)
"iya bagus kok...". Rian dengan terpaksa dan sedikit kecewa
"eh cowo gue sms udah ada di bank sebelah nih". singkat Dita
"oh yaudah kalo lo nya mau balik, hati hati yah".. Rian dengan penuh kecewa.
Setelah itu Rian mulai menyimpan rasa cintanya dalam hati saja. Dita pun pulang dengan kekasihnya, sementara Rian pulang bersama temannya yang mengantar dia ke persimpangan kota tersebut. Rian pun pulang dengan muka sangat kecewa (sambil menundukan kepala dan rasa tak percaya kalo Dita sudah punya kekasih).
Perjalanan pulang Rian, " pasang Headset, play lagu d'masiv CINTA INI MEMBUNUH KU". (kau hancurkan aku dengan sikap mu, tak sadar kah kau telah menyakiti ku lelah hati ini meyakinkan mu cinta ini membunuh ku) sedikit bait dari lagu tersebut.

angkat telfon

Setelah kejadian itu Rian dan Dita semakin akrab dan mulai sering berkomunikasi lewat ponsel mereka. kejadian itu mengakrabkan mereka sehingga mereka seperti seseorang yang sudah akrab selama bertahun-tahun. Dalam dunia mayapun tak ada rasa saling janggung, tertawa, canda, yg mereka tunjukan. Sehingga pada suatu malam, Dita mengirim pesan pada Rian.
“Ian…”. Sms dari Dita.
“iya dit.. apa?”. Balas Rian.
“gue sedih… “. Jawab Dita.
“sedih kenapa”. Kata Rian.
“gue telfon aja yah”. Ucap Dita
Tak lama kemudian ponsel Rian berdering.
“halooo… ya Dit.. lo kenapa sih..”. kata Rian, ikut prihatin.
“cowo gue…”. Kata Diita. (terdengar sedih).
“cowo lo kenapa”. Rian bingung dan kaget.
“cowo gue kayaknya punya yg baru..”.  jawab  Dita.
“mainan baru, haha”. Rian menggoda.
“ihhhh… Rian… bukan itu. Cowo gue kayaknya selingkuh tau..”. Dita (sedikit kesal)
“lo tau dari mana..”. Rian meminta penjelasan.
“dia beda tau ga kayak biasanya, terus di fb juga kayaknya deket banget sama nih cewe”. Ungkap Dita.
“yaudah.. lo positif thinking aja, siapa tau itu temennya”. Rian, memperdingin suasana.
“hmmm… iya deh… apa kata lo aja..”. kata Dita.
Lama berbincang-bincang di ponsel, tiba-tiba…
“ian.. cowo gue sms”. Dita sedikit senang.
“yaudah bales…”. Jawab Rian.
“biarin aja ah.. hehe”. Kata Dita.
“lho? Kok gitu, nanti dianya marah lho..”. Rian, menasehati.
“eh eh dia nelfon..”. Dita kegirangan.
“yaudah angkat lah…”. Kata Rian.
“biarin aja, biar dia nelfon lagi”. Kata Dita.
“hadeuh… terserah lo aja deh…”. Rian mengalah.
“hahaha dia nelfon lagi ian..”. Dita, sedikit senang.
“yayaya…”. Rian, kesal.
“kalo dia nelfon sekali lagi berarti dia sayang sama gue ian..”. Kata Dita.
“terus kalo kagak?”. Kata Rian.
“ya berarti dia emang bener selingkuh..”. sambung Dita.
“apadeh lo tuh..”. kata Rian.
“lama banget ya dia ga nelfon-nelfon gue lagi..”. Dita kesal.
“berarti dia bener-bener selingkuh hahaha..”. goda Rian.
“ihhh lo tuh…”. Kata Dita.
Tak berapa lama kemudian.
“dia nelfon lagi ian, hehe. Jangan di tutup dulu ya ian, gue mau terima telfon cowo gue dulu”. Singkat Dita.
“iya…”. Jawab Rian.
Cukup lama Rian menunggu dan….
“ian… cowo gue nya marah sama gue..”. ucap Dita.
“lo sih… pake digituin segla cowo lo nya..”. kata Rian.
“yaudah deh gapapa…”. Kata Dita.
Percakapan mereka berlangsung hingga larut malam..
Hingga Dita pun berkata.
“ian.. udah ngantuk belum?”. Tanya Dita.
“belum kok… kenapa, lo ngantuk..”. jawab Rian.
“iya.. gue ngantuk banget.. nyanyiin gue nina bobo dong ian.. tapi lirik nya diganti jadi Dita bobo hehe”. Kata Dita.
“ha? Mmm… iya deh…”. Jawab Rian (dan mulai menyanyi).
Percakapan merekapun berakhir untuk malam ini, Dita terlelap dalam tidurnya karena nyanyian dari Rian, dan Rian pun juga mulai merasakan kantuk. Sejak saat itu lagu ini, selalu jadi penutup disetiap malam mereka. dan sejak saat itu pun lah cinta Rian mulai tumbuh lagi Karena mereka sering sekali berbincang tentang kejadian yg mereka alami pagi harinya.

kenyamanan pada Dita


Keesokan paginya, kejadian berlanjut seperti sebelumnya, deringan handphone, saling balas sms, guyonan dalam setiap pesan singkat tersebut. Berlangsung seperti  tak ada penghalang yang membatasi mereka. “ pagi…”. Seperti biasa sms Rian pada Dita. Sontak Dita pun tak ragu untuk memebalas “pagi juga yan..”.

Hingga suatu masalahpun datang, malam itu dimana Rian sedang sangat gembira karena kedekatannya dengan Dita. Terdengar deringan handphone Rian daaann.. “haloo.. yan.. cowo gue mutusin gue..”,terdengar sedikit sedih suara dari Dita.
Rian pun kaget bukan kepala, “ HA? Cowo lo mutusin lo? Serius?”.
Seperti tak percaya, karena setahu Rian mereka baik-baik saja walaupun ada sedikit kekisruhan sebelumnya, namun kejadian seperti itu bukan masalah bagi mereka.

Percakapan ini pun berlangsung hingga larut malam, hingga suara ayam pun sayup-sayup mulai terdengar. Rian pun mencoba untuk menetralisir keadaan ini, “udah dong dit nangisnya… nanti juga cowo lo minta maaf kok, lagi kesel aja kali dianya, lo sabar aja. Atau mau gue yang ngomong sama cowo lo sekarang”.
“gapapa kok yan.. udah biarin aja.. (Dita masih sedikit terdengar sedih).

Benar saja kejadian ini pun tak berlangsung lama, beberapa hari setelah kejadian ini, Dita dan sang kekasih nya kembali menjalin hubungan. Seperti biasa, kabar ini langsung sampai ke telinga Rian. “yan… gue balikan lagi sama cowo gue..”. terdengar sangat gembira suara dari Dita. “syukurlah”. Kata Rian, yang sebenarnya sedikit sakit hati.

Satu bulan setelah kejadian ini, Rian pun juga memiliki sesorang yang sangat special (kekasih).
Dikenalkan oleh seorang teman, wanita ini pun sedikit mampu mengobati sakit hati Rian terhadap hubungan Dita dan sang kekasih.
Namun, tetap saja hati Rian tak sepenuh nya untuk wanita ini, “yaudah gih sana tidur udah malem”. Sms Rian pada sang pacar.
“iya deh. Aku sih nurut aja apa kata kamu..”. balas sang pacar, sekaligus menutup perbincangan mereka sebelumnya.
Tiba-tiba satu lagi pesan masuk dalam handphone Rian, “yan… ganggu ga..”
Sms dari Dita pun langsung Rian balas, “engga kok.. emang kenapa?”.
“gue boleh kan telfon lo”. Dita berharap
“iya.. boleh kok..”. jawab Rian.

(On the phone) seperti biasa curhatan mereka mengisi malam mereka masing-masing. Hingga suatu kata terucap dari bibir Rian, “Dit… tidur gih, besok kan lo sekolah nanti lo telat lagi”.
“mmm.. iya deh, tapi nyanyiin nina bobo ya, tapi kayak biasa lirik nya diganti”. Dita dengan manjanya.

Keesokan malamnya, lewat telefon. Dita berkata, “udah dulu ya yan.. cowo gue nya nelfon, nanti gue telfon lagi yah, lo nya jangan tidur dulu.. awas kalo tidur, gue bakalan marah banget”.
Rian pun meng iya kan semuanya, sampai larut malam tepat pukul 02 : 06 pm telfon Rian pun berdering, sontak Rian pun terbangun. “iya haloo…”
“kok belum tidur yan..” kata Dita.
“iya kan gue nunggu lo, tadi kan lo nya bilang sama gue jangan tidur dulu”. Kata Rian.
“ya kan ga sampe kayak gini juga, nungguin gue sampe subuh gini”. Ucap Dita.
“kenapa gue nunggu lo? Karena gue pengen ngomong sesuatu sama lo.” Rian (nada tinggi)
“ya tapi….”, Dita gugup.
“gue sayang sama lo terserah lo mau anggep itu candaan atau apa”. Rian berharap penuh.
Sontak Dita pun kaget mendengar semuanya. Karena sebelumnya Rian tak pernah bekata apapun tentang perasaan dia pada Dita.


Setelah kejadiaan ini, lama mereka tak mengungkit-ungkit masalah ini. Tiba di satu malam, ketika Rian disuruh menunggu panggilan telfon dari Dita. Dan Rian pun menunggunya sampai tengah malam tiba-tiba hanphone Rian pun berdering, kemudian.. “iya halooo…”. Kata Rian. “kok lo belum tidur”, kata Dita. Dan langsung saja Rian menjawab, “gue tuh sayang sama lo mangkannya gue ngelakuin hal ini”.
Mendengar hal tersebut sontak Dita merasa kaget dan hanya bias terdiam. Terucap sedikit kata dari Dita, “yaudah lo tidur sana yan..”.
Karena Rian pun sudah merasa ngantuk, dia pun menuruti apa yang dikatakan oleh Dita. Ternyata Rian hanya berpura-pura tidur, saat itu Dita berkata,”gue juga sebenrnya sayang sama lo yan, tapi gimana ya gue ngerasa ga enak hati sama cowo gue, gue juga bingung kenapa kejadiannya harus kayak gini”. Tanpa sengaja Rian pun mendengar semua yg dikatakan oleh Dita malam itu, dan Ria hanya menyimpannya dalam hati saja.
Berbulan-bulan setelah kejadian ini, dan ketika Rian sedang melaksanakan tugasa magangnya disuatu pabrik di dekat kotanya, pagi itu dia sedang menuju pabrik tersebut bersama temannya. Rian pun sengaja mengungkit masalah tersebut ketika sedang asik SMSan dengan Dita,” Dit, lo sayangkan sama gue?”. Dita pun merasa kaget dan bingung dengan pertanyaan Rian. “maksud lo apa yan, gue ga ngerti”. Jawab Dita.
Rian menjelaskan dengan detail tentang hal tersebut,”malem itu pas lo nyuruh gue tidur, sebenernya gue belum tidur. Gue denger semua apa yg lo ucapin. Semuanya Dit…”. Dan dengen enaknya jawaban dari Dita,”ya ampun… itu kan udh lama banget yan… masa lo inget-inget terus”.

Kesal dengan jawaban dari Dita, Rian merasa dirinya bodoh karena terlalu banyak berharap dari Dita dan kta Rian,”ohhh.. jadi gitu, terus apa artinya lo ngomgong kayak gitu ke gue. Pikirin dong perasaan gue Dit…”. Dita hanya terdiam dan tak membalas SMS dari Rian.
Rian pun meminta Dita melupakan hal ini,” Dit.. lupain aja, ga penting kok. Sorry tentang kata-kata gue tadi”.
Rasa kecewa tersirat dari balasan SMS Rian Pada Dita, cukup lama juga setelah kejadian ini mereka mulai bisa saling memahami keadaaan masing-masing. Saat itu disekolah Rian tiba-tiba suatu konflik terjadi pada hubungan Rian dan kekasih nya, awalnya hanya masalah kecil tapi Karena Rian terlalu sakit hati dengan kata-kata dari kekasihnya tersebut. Saling adu mulut di telfon tak terhindarkan. Ego diantara merekapun sudah tidak bisa dibendung,”yaudah kalo gitu kita putus sekarang”. Kata kekasih Rian.
Rian mencoba untuk sedikit menetralisir keadaan,”putus? Kenapa harus putus”.
“yaudah… kamu pikirin mateng-mateng apa yang udah kamu omongin tadi”. Kata Rian.
Tak ada jawaban, Rian pun merasa kesal dan langsung menonaktifkan handphone nya. Kejadian ini berlangsung sangat singkat tak sedikit pun Rian pikirkan bahwa hal ini akan terjadi, padahal malamnya mereka biasa-biasa saja tak ada pertengkaran diantara mereka.

Saat Rian mengaktifkan handphonenya jawaban dari kekasih Rian,”yaudah kita putus aja”. Kecewa dengan jawaban tersebut Rian berusaha menghubungi kekasihnya tersebut. Namun, tak ada jawaban dari dia, Rian menanggapi dingin hal tersebut sampai malamnya pun tak ada jawaban dari kekasih Rian itu.

Sorenya,  Rian mendapatkan undangan dari temannya, akan ada acara special dirumah temannya tersebut, Rian pun bersedia untuk datang bersama teman-temannya yg lain. Sekaligus untuk melupakan masalah yang sedang menimpa dirinya saat itu.

Setelah berangkat dari rumah, Rian mencoba  menghubungi  teman yang lain. Tiba disebuah rumah Rian berniat menjemput salah satu temannya yaitu Putra. Didepan rumah Putra.”putraaa… gue tunggu didepan yah”. Tak lama kemudian Putra keluar dari rumahnya dan mereka berdua langsung pergi kerumah teman mereka yg lainnya, berhubung waktu acara tersebut dimulai setelah maghrib dan saat itu masih pukul 5 sore. Dalam perjalanan seperti biasa mereka berdua bercanda, tertawa, dan Rian pun sedikit mencurahkan tentang masalah yg di alaminya.

Perjalanan kerumah Imat
Dalam perjalanan Rian dan Putra pun sambil berbincang-bincang, dengan sedikit guyonan-guyonan.
Tak lama kemudian mereka pun tiba dirumah teman mereka yaitu, Imat. Dirumah Imat, “maattt… imaaattt….”. Imat pun bergegas keluar rumah, “eh si ganteeeeng… masuk, masuk. Duduk dulu aja”.
Rian dan Putra pun masuk kerumah Imat, “eh ada Rian sama Putra”, kata mamah Imat. Dan mereka berdua langsung bersalaman dengan mamah imat.

Tak lama, Imat pun keluar dari dapur sambil membawa minumuman,”nih diminum dulu”, kata Imat. “Gue mandi dulu yah, tunggu sini aja sambil online dulu hehe”. Imat, sembari berjalan menuju kamar mandi.

“Put, emang Selvi ada acara apaan”, kata Rian. “Kagak tau gue juga, mungkin traktiran kali haha”. Jawab Putra. Mereka terus berbincang-bincang tentang acara yang Selvi adakan. Mereka juga masih penasaran tentang acara tersebut, karena Selvi merahasiakannya. Maghrib pun tiba, setelah shalat maghrib mereka bertiga langsung menuju tempat yang telah Selvi tentukan sebelumnya, “Yuk berangkat”, kata Imat.
Mereka langsung menuju tempat tersebut, tapi mereka berencana mengajak teman mereka yang satu lagi yaitu, Intan. Dalam perjalanan kerumah Intan, “Tan, lo dirumah kan, di undang sama Selvi ga?”, sms Putra. Dalam sms nya Intan menjawab, “iya gue dirumah, iya gue juga diundang, tapi jemput gue ya”.
“Udah mat… jemput nih.. lumayan haha”, goda Rian dan Putra. Imat pun berniat menjemput Intan, tetapi Intan tak diperbolehkan keluar oleh mba nya, “duuh maaf banget, gue nya ga boleh keluar rumah sama mba gue..”, sms dari Intan. “yaaaahh… udah jauh-jauh kesini tapi ga jadi, yaudah langsung ketempat Selvi aja”, Imat sedikit kecewa.

Sesampainya di tempat yang ditentukan Selvi, “sel.. gue udah di depan nih, lo dimana?”, Tanya Putra di telfon. “lo masuk ke komplek sini, ada gang itu depan lo, masuk aja deket SMP itu kok..”, jawab Selvi.
Mereka pun menuruti petunjuk yang diberikan Selvi, “terus kemana lagi sel?”, Tanya Putra lagi. “abis itu lo belok kanan, lurus aja.. nanti gue tunggu di depan rumah”, kata Selvi.

Sesampainya di rumah tersebut, “parkir disitu aja motor nya”, kata Selvi. Selvi pun mempersilahkan mereka masuk, ternyata bukan Cuma mereka yang datang teman-teman Selvi yang lain pun ikut datang ke acara tersebut.

Tepat pukul 21:00 WIB, Rian pun sedikit bosan karena acaranya sedikit membosankan, tiba-tiba, “mat.. balik yuk… udh malem lagian juga,” kata Rian. Imat menjawab,”yaudah lo duluan aja, lagian rumah lo kan jauh banget”. Dalam mode silent, handphone Rian bergetar. Ternyata itu sms dari Dita, “yan lo lg apa?”. “gue lagi di rumah temen ada acara kumpul-kumpul gitu”, balas Rian. “yan.. gue….”, balas Dita membuat penasaran. “lo kenapa Dit?”, kata Rian. “gue kabur dari rumah..”, jawab Dita.

awal Dita Kabur

Rian pun kaget dengan hal tersebut, karena tidak biasanya Dita seperti ini. “yan.. mau temenin gue ga?”, kata Dita. “lo nya dimana sekarang”, Tanya Rian. “gue di mesjid agung”, kata Dita.
Rian pun menyuruh Dita menemuinya di depan kolam renang umum dekat perumahan tersebut. Tak lama kemudian ada sebuah taxi menuju arah Rian, dan ketika pintu taxi terbuka, ternyata benar itu adalah Dita. Dengan ransel, celana pendek, sweater, dan boneka Teddy Bear nya. “astaga… Dita… lo beneran kabur dari rumah?”, Tanya Rian. Dita pun tak menjawab pertanyaan Rian, mungkin dia masih belum ingin bercerita pada Rian. “Riaaaannnn…”, ucap Dita dengan senyumnya yang manis tapi matanya sedikit berkaca-kaca. “beli minum yuk gue haus..”, kata Dita. “mau beli minum dimana, di KJ. Udah malem gini mana ada…”, kata Rian. “yaudah dimana aja…”, Dita dengan manja nya. “Takol aja yah”, kata Rian. Mereka berdua langsung menuju tempat tersebut dengan menggunakan motor Rian. Rian pun sambil menanyakan kenapa Dita bisa melakukan hal seperti ini, tapi tetap saja Dita tak mau menjawab. Seperti biasa dalam perjalanan, Rian berusaha menghibur Dita, alhasil Dita pun tersenyum. Sambil mencari tempat untuk minum, mereka terus berbincang-bincang. Sampai akhirnya sampai disuatu tempat yang tak asing lagi untuk Dita.


Sambil mereka berbincang-bincang, tiba- tiba Dita berkata,”yan.. lo tau ga, gue biasa minum disini lho bareng cowo gue”. Rian pun menjawab,”terus… lo kangen sama dia, katanya lg berantem..”.
Sambil ngobrol tak terasa waktu pun menunjukan pukul 11:30pm tapi semakin larut, Rian mencoba untuk mencari tahu kenapa Dita bisa melakukan hal ini, padahal sebelumnya dia tak pernah bercerita apapun pada Rian.

Akhirnya Dita berkata,”yan.. gue ikut kerumah lo boleh ga?” Rian pun dengan kagetnya menjawab,”ha? Kerumah gue? Boelh sih… tapi nanti orang tua lo kan nyariin pasti kasihan merekakan Dit…”.
“yaudah deh… anterin gue ke mesjid agung yah”. Kata Dita.

Rian pun mengantarkan dita ke mesjid agung karena memang Rian sangat khawatir sekali dengan keadaan Dita. Sesampainya disana Rian pun bertanya,”Dit… terus lonya mau ngapain disini, mau nungguin babang yang jualan rambutan itu” (mencoba menghibur). “apaan sih yan… gue nungguin temen gue, abisnya gue ga boleh kerumah lo”. Kata Dita.
Rian pun merasa tidak enak dengan Dita,”bukannya gitu Dit… lo kan cewe, kalo gue bawa cewe kerumah tengah malem gini bisa di gantung gue, klo lo mau lo yg ngomong sama bunda gue nih..”. (menyodorkan telfon genggamnya)”.

Sambil berbincang-bincang, dan duduk di tepi trotoar malam itu memang terasa beda buat Rian, karena baru pertama kalinya dia menemani teman wanitanya sampe selarut ini, hampir pukul 12:00pm Rian masih ditempat tersebut bersama Dita.
“eh mana temen lo lama banget Dit…”. Kata Rian. “katanya sih bentar lagi nyampe yan…”.kata Dita.
Ternyata teman Dita tersebut adalah seorang pria, Rian pun sangat kaget dengan hal tersebut,”Dit… temen lo yg lo maksud cowo, terus lo bakalan nginep di kostan dia, ga! Gue ga ngijinin!”.
“tapikan yan….”. kata Dita. “gini aja gue ada duit 700 ribu lo pake dulu kita cari hotel sekarang buat lo, ga usah pikirin ngembaliinnya kayak gimana. Paginya baru gue jemput lo, biar gue yg ngomong sama temen lo itu”. Kata Rian.
Akhirnya, Rian pun mencoba untuk mencari solusi terbaik untuk Dita bersama teman dita tersebut, “hei… sorry mas, gue temennya Dita, katanya dia mau nginep di kostan lo?” kata Rian.
“iya, tapi gue ga ijinin juga lah, tau sendiri dia kan cewe…. Eh kenapa lo ga coba buat ngajak dia balik”.Kata teman Dita tersebut.
“gue udh coba beberapa kali tapi dia tetep ga mau, gue takut kalo gue tetep maksain dia malah kabur dan gue kehilangan jejak dia, jadi gue ga bisa pantau dia”. Kata Rian.
“iya juga sih, yaudah kita omongin dulu deh, duduk sini aja bro”. kata teman dita tersebut.

Lama mereka berbincang berusaha mencari solusi terbaik. Teman Dita tersebut juga tidak mau kalo ada seorang cewe menginap di kostan cowo. Mereka berdua (Rian dan teman Dita tersebut, sebut saja namnya Rio) akhirnya akan mencoba mengajak Dita ke rumah teman Rio (cewe).
“Dit… lo nginep dirumah temen gue aja yah, tapi rumahnya di Anyer, nanti kita yg anterin lo”. Kata Rio.
“yaudah deh… yg penting gue ada tempat buat tidur”. Kata Dita.

Rio pun langsung menelfon temannya tersebut, dan Rian duduk disamping Dita mencoba untuk menetralisir keadaan. Sambil tertawa riang, seolah-olah tak ada masalah. Tiba-tiba handphone Dita berdering, ternyata itu telfon dari pacar Dita,” yan… pegangin handphone gue, itu reject aja ga penting. Nanti klo ada yg nelfon reject aja lagi”.
Tak lama, ada sms masuk dari pacar dita “Dit.. lo ada dimana, gue nyariin lo. Pulang gih… kasihan nyokap lo khawatir”.
“udah ga usah di bales”. Kata Dita.
Mereka pun lanjut mengobrol, sambil tertawa. Dan Rian masih menocba mencari penyebab kenapa Dita bisa seperti ini. Tiba-tiba “yan tutupin gue”.. kata Dita (dengan rasa cemas). “Kenapa Dit…”. Tanya Rian.
“itu ada cowo gue didepan… aduh berenti lagi motornya, yah dia kesini yan….”. kata Dita.
“ha? Cowo lo?”. Rian dengan kagetnya.

pacar dita datang


Ketika mereka sedang duduk berdua, ternyata yang datang benar-benar  pacar dari Dita, mereka berdua kaget tak menyangka kalo pacar Dita terebut bisa menemukan Dita dan Rian di depan jalan tesebut. Pacar Dita itu pun langsung menghampiri, ketika dia menghampiri mereka berdua, pacar Dita tersebut langsung menarik tangan Dita dan menyuruh nya pulang (dengan kasar). Rian yang tak ingin melihat Dita disakiti seperti itu Rian langsung menarik tangan pacar Dita tersebut dan berkata,”mas tolong dong sama cewe jangan kasar gitu, di omongin baik-baik ga bisa apa”. Pacar dita tersebut tak menhiraukan perkataan dari pacar Dita tersebut, dia tetap memaksa Dita pulang dengan caranya tersebut. Lalu Rian pun memegang tangan Dita dan coba melepaskan dari tangan pacarnya, melihat mata Dita yang mulai berkaca-kaca Rian pun semakin tak tahan dengan kelakuan pacar nya Dita tersebut.
Ketika itu terjadi adu mulut antara Rian dan pacarnya Dita tersebut, tak lama teman Dita yang sedari tadi hanya melihat saja dia mencoba untuk melerai keduanya,”udah doong di omongin baik-baik mas, kita duduk sebelah sana aja tuh, malu disini banya orang”.  Namun, tetap saja pacar Dita tersebut keras kepala, diaa malah memanggil temannya yang duduk di motor sedari tadi untuk membantu nya membawa Dita pulang dengan paksa. Rian pun mencoba untuk menghalangi dan…”eh lo ga usah ikutan ikutan yaa, kalo lo sampe turun, abis tuh muka lo”. Karena hal tersebut pacar Dita tersebut mencoba untuk menelfon orang tua Dita.“kalo lo ga mau balik sama gue, biar ortu lo yang paksa lo balik. Gue telfon nyokap lo sekarang”. Sambil menahan air matanya dita berkata,” telfon aja sana gue ga perlu di jemput sama lo, bahkan sama ortu gue, bila perlu telfon aja semua tetangga lo suruh kesini”. (mata dita berkaca-kaca).
Dita pun duduk disamping Rian sambil memegangi tangan Rian dan berkata,”yaan… bawa gue pergi dari sini sih..”. seolah –olah Dita tak ingin berlama-lama di tempat tersebut, mungkin karena dia takut orang tua ya benar-benar datang. “Dit.. gue ga bisa bawa lo pergi lo sekarang.. ada cowo lo disini..”. dengan rasa tidak enak kepada Dita, dan pacarnya. Rian mencoba menjelas kan pada Dita.
Kejadian itu memang rumit untuk keduanya (Dita dan Rian), malam pun semakin larut dan telfon genggam Rian terus saja berdering karena orang tua Rian terus menanyakan keadaannya kenapa dia belum pulang dari tadi. Rian mencoba menjelaskan kepada orang tua nya kalau dia sdang menemani temannya.
Namun, Rian terus menoba untuk menemani Dita. Dita terus memaksa Rian untuk membawa nya pergi dari tempat tersebut, dengan air mata yang berlinangan Dita memaksa. Tapi, Rian tetap kekeh dengan kata-katanya yang tadi. Ketika sedang berbicara dengan Rian, pacar Dita menyela pembicaraan mereka,”Dit… terserah lo mau balik atau kagak biar ortu lo yang maksa, mereka udah mau sampe bentar lagi”. “isshhh… ga bisa diem apa mulut lo”. Kata Dita.
Rian mencoba menenangkan Dita,”Dit… mending lo balik yah, kasian ortu lo dit… gue ngerti kalo lo emang lg ada masalah sama ortu lo tapi ga gini caranya, yaaa semua bisa di omongin baik-baik sama ortu lo. Lo mau nya apa, dan mudah-mudahan mereka pun mau ngerti..”.
Sambil menatap mata Rian dengan matanya nya yang berlinangan air mata Dita berkata,” yaan… sorry yaa udh ngerepotin lo, makasih banyak yah pokoknya gue ga bakal lupa sama kejadian ini, ortu lo nyariin lo ya dari tadi,maafin gue yaah.. lo balik gih udh malem, rumah lo kan jauh..”.
“Iyaaaa… gue balik yah, sorry gue ga bisa nemenin lo sampe masalh ini selesai”. Kata Rian. Dita pun terus memegangi  tangan Rian seolah-olah dia tak ingin Rian pergi. Dan setelah kejadian ini Rian tak tau bagaimana kedaan Dita saat itu. Hanya kehawatiran yang ada dalam benak Rian.
Tobe Continue~